Pages

Lorem ipsum dolor sit amet

Etiam sit amet turpis. Duis nulla diam, posuere ac, varius id, ullamcorper sit amet, libero. Nam sodales, pede vel dapibus lobortis, ipsum diam molestie risus, a vulputate risus nisl pulvinar lacus.

PART 1

Hari ini seharusnya barang itu sudah sampai, sebuah kamera seken yang aku pesan di toko online.

kusisihkan sebagian gajiku setiap bulannya untuk membeli kamera ini, tak sabar rasanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan yang benar saja ! sesampainya di rumah aku melihat sebuah paket tersimpan di atas meja ruang tamu, padahal sudah kupesan kepada adikku kalau hari ini akan ada barang kiriman yang datang dan memintanya untuk menjaganya baik-baik.

Adikku memang memiliki sedikit sifat teledor, akan tetapi rasa ingin memarahinya  kalah dengan hasratku membuka paket ini. Kusobek bungkusan itu dalam kamar, kuambil perlahan kamera yang ada di dalamnya. Rasa senang dalam hati ku-ungkapkan dengan memeluk kamera itu dan pastinya kufoto semua barang yang ada di kamar untuk memenuhi rasa puasku.

Di menu galeri tersimpan semua hasil jepretanku, kuperiksa satu demi satu sebelum aku pamerkan kepada adik, sesekali aku tertawa geli melihat gambar yang ditampilkan di layar. Foto yang pertama kali aku ambil adalah jam dinding di kamar dan seharusnya foto itu berada diurutan terakhir galeri, tetapi halaman berikutnya yang aku lihat adalah foto-foto dengan latar menyeramkan yang tidak aku ketahui,

Foto demi foto aku geser, sampai pada foto yang benar-benar membuat bulu kuduk merinding. Foto dengan seorang wanita berpakaian putih duduk disebuah kursi, sekujur tubuhnya bersimbah darah dan terdapat pisau yang masih menancap diperutnya, ruangan yang gelap dengan hanya ada satu lampu yang menyala, kepala wanita itu menunduk kebawah sehingga wajahnya tidak terlihat.

Sudah jelas bahwa wanitu itu adalah korban pembunuhan, tapi siapakah yang mengambil foto ini?
kulihat lebih teliti lagi, dan baru kusadari bahwa mayat wanita itu tidak sendirian di sana. Nampak ada sosok yang bediri dibelakangya, memang tidak begitu jelas tetapi masih terlihat kedua tangan orang itu memegangi pundak si wanita. Lebih dalam lagi tatapan mataku ini, tetapi kali ini aku lebih berfokus pada sosok yang ada dibelakang, siapakah dia? apakah dia yang membunuh wanita itu? hal yang semakin menganggu ku adalah ketika mengetahui bahwa sosok itu menggunakan pakaian tukang pos?  B...itulah huruf yang berhasil aku baca dari name tag sebelah kiri bajunya.

BAMBANG kah ? BIMA kah ? BILY kah? arghhhh apa sebenarnya nama dia? mataku serasa tidak berkedip memandangi name tag yang kabur itu lalu tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamarku,
sontak aku menjadi kaget setengah mati. 'Bang ada yang cari tu' Terdengar suara adikku memangil, timbul rasa sedikit agak lega, tadinya kupikir si 'B' ini yang akan datang ke sini. Sambil berjalan mendekati pintu ku tanya balik ke dia 'siapa yang cari malam-malam gini', 'tukang pos bang' kudengar suara langkah adikku semakin jauh, lalu dia berkata 'aku bukakan pintunya ya bang' aku terdiam sejenak, tukang pos? bagimana ada tukang pos antar barang malam-malan gini? kulihat ke arah kamera untuk beberapa saat lalu tersadar. Dengan cepat aku membuka pintu kamar, 'tunggu dulu bodoh!!tidak ada tukang pos yang antar barang malam-malam begini' berteriak kepada adikku.

Tiba-tiba susana rumah menjadi hening, kulihat raut muka terkejut dari adikku, untung saja dia masih didaerah depan kamarku. Masih terdengar jelas ada orang yang mengetuk pintu rumah
tok,...tok....tok....lalu terdiam lalu terdengar lagi suara itu berulang-ulang. Kudekati adikku, 'dengar von, apapun yang terjadi kita harus tetap ada di dalam, jangan keluar ok?' tidak terdengar sepatah katapun dari adikku, ia hanya mengganguk dan mukanya kelihatan mulai pucat. lalu kutanyai dia lagi 'apakah kau sudah mengunci semua pintu rumah ini von?' 'bentar bang, biar vony ingat dulu' kulihat dia sedang bepikir, mungkin karena shock dia tidak bisa berpikir dengan tenang. Lalu tiba-tiba dia berkata 'adoh bang....mampus!! aku lupa kunci pintu belakang rumah', 'apa!! kamu ini memang kebiasaan, kan abang sudah bilang, kalau sudah malam semua pintu rumah ditutup. abang gx bisa ngerjaiin tugas itu soalnya baru pulang kerja, capek, mau mandi!!!' entah kenapa aku malah merasa sangat kesal dan memarahinya. 'udah kalau gitu, kau tunggu sini, abang yang tutup' hendak berjalan menuju belakang rumah, tiba-tiba semua lampu di rumah padam, kelihatannya ada seseorang yang sengaja memutus listrik kami. Aku terdiam memandangi keadaan sekitar rumah yang gelap, beberapa saat kemudian terdengar ada seseorang yang menyeret kayu kedalam rumah, krek......krek....krek...... suara itu semakin mendekati kami dari arah dapur.......

0 komentar:

Posting Komentar